wirJO SOEMarto... Falsafah ataupun wejangan orang tua Wiryo yang pertama adalah 'ojo nggumunan'. Orang tua Wiryo berpesan untuk selalu 'tidah heran' atau 'ojo nggumunan' dengan segala hal kehidupan.
'Ojo nggumunan' berasal dari kata ojo yang artinya jangan, dan nggumunan, yang berasal dari kata gumun yang artinya heran.
'Ojo nggumunan' berasal dari kata ojo yang artinya jangan, dan nggumunan, yang berasal dari kata gumun yang artinya heran.
Ojo nggumunan adalah
bentuk larangan untuk tidak mudah kagum atau heran dengan perkembangan
keadaan dan peristiwa atau benda yang terutama bersifat materi dan
keduniawian.
Masyarakat kita sekarang ini mudah sekali untuk nggumun atau
kagum terutama dengan berbagai bentuk pemberitaan atau tayangan melalui
media massa. Kita juga nggumun melihat kecanggihan teknologi negara lain,
bahkan kemajuan ekonomi negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura.
Bentuk kegumunan dan kekaguman ini sayangnya hanya sebatas nggumun saja.
Sebagian besar dari kita hanya menjadi penonton, berdiri di pinggir,
bertepuk tangan, kadang misuh (memaki) dan mengumpat, tanpa pernah bisa ikut menentukan hasil akhir.
Filsafat Jawa ojo nggumunan, bermakna janganlah kita selalu terkagum-kagum dengan hasil orang lain sedangkan kita hanya sekedar menjadi penonton. Ojo nggumunan
juga bermakna kita harus selalu memperbaiki diri dan menyesuaikan diri
dengan keaadan dan perubahan keadaan sekitar. Kita harus menjadi subjek
dan bukan sekedar objek.
No comments:
Post a Comment