Saturday, 19 November 2016

menGapa harus ada sahabat

wirJO SOEMarto. Sahabat/teman kita datang ke kehidupan kita untuk meringankan pekerjaan kita, mempercepat sebuah tugas, berduka bersama, ataupun bersuka bersama. Mereka datang untuk kita pada saat kita sedang mempunyai masalah, mengajari kita dan membimbing kita dalam menghadapi masalah kita. Sahabat yang baik tidak pernah meminta imbalan apapun, meskipun kita terus menyusahkan mereka. Merekapun rela melakukan hal apapun demi temannya/sahabatnya. Namun biasanya jika masalah kita sudah selesai anda melupakan saja sahabat yang sudah berjasa kepada kita. Mungkin beberapa dapat menerima kenyataan pahit itu. Tetapi beberapa tidak seperti itu. Sahabat yang baik pastinya tidak akan mengingat kelakuan buruk temannya. Jika kita sahabat yang baik janganlah melihat sahabat kita dari sisi negatif. Semakin melihat dan memperluas sisi negatifnya. Kita bukan semakin sayang kepadanya melainkan membencinya. Jadi lihatlah seseorang teman dari sisi baiknya. Sejelek apapun sifatnya, senakal apapun sifatnya, pasti mereka berjasa dan kita harus berterima kasih kepada mereka. Akan lebih baik kita harus menyadarkannya supaya kembali ke jalan yang benar. Setelah teman atau sahabat kita membantu kita, alangkah baiknya kita memberikan nasihat - nasihat, pendapat, maupun berbagi apapun terhadap sahabat kita. Karena semua ada gilirannya. Namun semuanya harus dengan tulus, sungguh - sungguh, dan rela. (Jika ketiga itu tidak ada lebih baik jangan berbagi karena itu hanya keterpaksaan) Meskipun saya tahu bahwa memilih dan berteman dengan teman yang memang sifatnya yang agak sedikit ke arah negatif susah.  Namun bila kita tetap berusaha dan semangat, kita dapat merubah mereka yang sifatnya negatif ke positif. Mencintai seluruh teman dengan pembagian yang sama itu susah kawan. Kadang yang menurut kita dia itu teman tidak berguna pada saat itu, jika kita menoleh ke belakang kita tidak sadar akan kebaikannya di masa lalu. Kita sebelum bertindak dan menghakimi teman atau sahabat kita, kita harus melihat masa lampau mereka terhadap kita. Perlu saya tekankan kita juga harus berpikir jangka panjang. Jika kita berpikir jangka pendek fatal akibatnya. Apalagi menyangkut teman atau sahabat kita. Teman atau sahabat kita akan kecewa dan sedih, mungkin juga akan dendam terhadap kita. Kecuali di dalam pengadilan teman kita adalah tersangkanya dan kita adalah saksinya, jika kita bersaksi palsu, dan menguntungkan teman kita tetapi tidak untuk kita. Kita telah rela membuat kita sendiri terjerat hukum dan mendapat hukuman. Sahabat kita seharusnya berterima kasih terhadap kita, namun kita tidak boleh meminta imbalan. Itu perbuatan tidak baik. Biarkan saja berlalu. Tapi, jika kita bersaksi benar dan merugikan teman kita, berarti kita berjalan di atas hukum pengadilan yang benar, seharusnya teman kita tidak dendam kepada kita karena teman kitalah yang harus bertanya kepada dirinya sendiri mengapa dia melakukan itu. Namun pilihan ada di tangan kita sendiri.
 
Sebenarnya kita berteman sesuai apa yang sudah ditakdirkan, kita tidak dapat hidup sendiri. Jika kita hidup sendiri itu sama sekali fakta yang salah. Saya pasti akan menanyakan kepada orang tersebut. Apakah anda tidak tahu bahwa ada yang mengikuti kita setiap hari dan memberikan solusi setiap hari? Meskipun Dia tidak kelihatan, namun kita mengetahui bahwa Dia ada di sisi kita. Tahukah anda siapa Dia? Dia adalah pencipta alam semesta ini.

 

Wednesday, 9 November 2016

tersenYum..

Banyaknya persoalan akan membuat kita lupa tersenyum dengan ikhlas..
Waktu terus berlalu..
Berapa banyak energi negatif yang kita keluarkan..
Kesedihan membuat kita melupakan senyuman haru..
Untuk menghindari terlarut dalam kesedihan..
Coba untuk bertahan..
Walau berat..
Tetaplah tersenyum..
Kejarlah segera ketinggalan amalan yang mudah tapi berat..
Tersenyum..
(wirJO SOEMarto)

Monday, 24 October 2016

smile is beautifull

Pagi ini dan juga hari ini..
Engkau bangun senyum indahmu..
Diseberang sana ada sebuah haru yang sangat rindu akan hangatnya sebuah senyuman..
Senyuman yang begitu berarti jika engkau mau membagi sedikit senyuman manis dengan ikhlas..
Ingat, kita sering melatihnya saat kita lihat pantulan diri di cermin hati..
Lakukanlah hal terindah buat sekitar kita..
Siapapun dia..
Berikanlah senyuman manis itu..
(wirJO SOEMarto)

Sunday, 16 October 2016

sundaY

andaikan kemarin kita tak sempat tersenyum..
maka mulailah hari ini untuk membagi senyummu..
agar semua dunia tersenyum pula pada kita..karena senyum..
penawar kesedihan
penawar kesunyian hati
(wirJO SOEMarto)


Saturday, 24 September 2016

keeP smile..

Sudah berapa kali senyum ini mengembang..
Tak terhitung kah..
Banyak senyuman yg terlempar tanpa sengaja karena melihat sesuatu yang indah, sesuatu yang baik dan sesuatu yang menguntungkan..
Apakah sudah dihitung senyum disaat sedih, di saat memberi, di saat lapar,  di saat salah, di saat melihat kesusahan...
Dalam hati banyak keluarkan suara, suara baik, tetapi lebih banyak lagi suara-suara yg tdk baik..
Apakah kita bisa mengalahkan yang tidak baik..
Disaat hati kita kesal karena tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, hati pasti berkata..
Huuh..
Namun, bila dengan segera kita sadar menghapus kata "huuh" di hati kita dengan..
Waah..
Pasti gerutu dan cemberut akan berubah dengan senyuman indah..
Dan OKSIGEN akan lebih banyak masuk ke rongga hati yg kosong..
Jangan sampai rongga-rongga hati kita yang kosong diisi oleh sifat oksigen yang tidak baik..
KEEP SMILE......
(wirJO SOEMarto)


Monday, 19 September 2016

aPik



Mikiro sing apik-apik wae (positif thinking)
Rasah mikir neko-neko
Ciptaane Pengeran iku tambah suwe tambah akeh
La yen ciptaane manungso
Dinggo suwe-suwe tambah entek

Cobo digagas
Yen bathukmu ketatap lawang
Jedug..
Aduhhh..
Bathukmu menthol to
Malih tambah gedhe
Ciptaane Pengeran tambah to
Bayangke wae yen bathukmu menthole menjero
Opo ra malah entek bathukmu
Mikir sing apik-apik wae
Ojo kok kiro Pengeran iku jahat

Sabendino tanganmu dinggo nyambutgawe
Kulit tanganmu tambah kandel
Mergo metu kapale
Bayangno wae yen tanganmu tambah suwe tambah tipis
Opo ra entek drijimu
Mung kari kuku thok
Mangkane mikiro sing apik-apik wae
Ojo kok kiro Pengeran iku jahat
Ngguyuo yo
Esemmu iso nggawe tentreme liyan
(wirJO SOEMarto)


Thursday, 15 September 2016

alone

♥♥♥kutiup lilin sendiri♥♥♥

Tuhan
jagalah dia yang disana, lindungi tiap detik hidup yang dia lewati
meski dia tak bersamaku
kutitip dia

tanganku tak dapat menggenggamnya
jangan biarkan ada yang menyakiti dia
 Tuhan
berikan kesabaran kepada kami
dalam satu tujuan untuk saling memperjuangkan
Tuhan

berikanlah kepada kami segala kemudahan
agar dia lancar dalam segala aktivitasnya 
Tuhan

sekali lagi ku hanya bisa berdoa
tolong jagalah dia, berikan dia keselamatan
walau dia tak disampingku.

dedicated to my wife
 (wirJO SOEMarto)


Friday, 9 September 2016

uriP



wirJO SOEMarto... Tataran uripe menungso kudu dilampahi saben wong, ora bisa selak. Kabèh adhedhasar lakon sing wis ditemtokake dening Gusti.
 

Mulane, urip tansah ndadekke crita lan crita sing nyawiji ing saben gesang kita saben dina. Lumampah tanpa bisa katebak. 

Seneng utawa susah, nangis utawa ngguyu, ireng utawa putih, apik utawa ala, rame utawa sepi, mung bagean cilik saka saben sisi urip. Awit kabeh bagean saka urip wis digawe pepasangan.


Saturday, 27 August 2016

dinamika sahabat

Sahabat adalah kebutuhan jiwa yang mendapat imbangan
Dialah ladang hati yang dengan kasih kau taburi dan kau pungut buahnya penuh rasa terima kasih
Dia pulalah naungan sejuk keteduhanmu
Sebuah pendiangan demi kehangatan sukmamu
Karena kau menghampirinya di kala hati gersang kelaparan,
Dan mencarinya di kala jiwa membutuhkan kedamaian
(Kahlil Gibran)
wirJO SOEMarto... Seorang sahabat lama menyapa penuh rindu dari sana. Keriangan yang tercipta dari celoteh ramai penuh tawa, seperti memenuhi rongga dada. Lama sudah kami tak pernah bersua dan kehilangan jejak.

Cerita lama, cerita baru dan kisah-kisah di saat kami saling mencari keberadaan satu sama lain mengalir tanpa henti. Kami saling berkicau dan berteriak dengan panggilan saat masih sekolah dulu.

Kerinduan belum juga terpuaskan, namun obrolan terpaksa disudahi dahulu dengan saling bertukar nomer ponsel dan janji akan terus saling berkirim kabar.

25 tahun bukan sebuah waktu yang singkat, orang bisa berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya. Ada yang karena pengaruh kedudukan dan jabatan menjadi amat berubah dari yang kita kenal sebelumnya. Untungnya kami sama-sama masih seperti yang dulu, mungkin saja karena kami berdua memang bukan siapa-siapa. Tak ada kedudukan dan jabatan yang mengundang decak kagum, yang berubah adalah kini kami bukan lagi anak muda tetapi sudah menjadi seorang bapak dan kami sama-sama bangga karenanya.

Dinamika persahabatan seperti kumpulan warna pelangi, ada terang dan gelap yang memberi warna tersendiri pada keindahan persahabatan itu.
Sahabat bisa dipersatukan dengan adanya satu atau lebih persamaan. Idealnya, ia adalah seseorang yang membawa kita lebih dekat kepada kebaikan, yang bisa bersama tertunduk syukur atas nikmat karunia, tertawa atau menangis bersama dan saling menguatkan ketika salah satu sedang dalam keadaan lemah. Juga seseorang yang bersedia mengingatkan bahkan menyentil saat yang lain alpa dan melenceng dari jalanNya. Patut disayangkan ada pula persahabatan yang justru mendorong kepada kemunduran. Melihat kesuksesan yang diraih orang lain malah jadi bersekutu untuk curiga. Tak bisa diam ketika pencapaian seseorang melebihi apa yang telah mereka capai atau malah bersatu untuk menjatuhkan orang lain. Alangkah sayangnya energi terbuang sia-sia untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu, yang membawa kita justru semakin jauh dari tujuan hidup.

Tak dapat dipungkiri terdapat hubungan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan di dalam persahabatan tetapi ada pula pelajaran di dalamnya yaitu belajar memberi dan menerima, belajar mendengar dan didengar, juga belajar mengikis ego dan menjaga empati.

Saling menghargai privacy sahabat termasuk kiat awetnya hubungan, ibarat buku ada lembaran-lembaran yang tak perlu dibaca dan dibuka dengan jelas tanpa perkenannya. Sahabat yang baik hafal betul saat kuncup dan mekarnya kita. 

Diantara indikator persahabatan yang sehat adalah persahabatan yang tidak membuat kita menutup diri terhadap pergaulan dengan orang lain, yang tetap bisa menjaga obyektifitasnya, yang bernuansa kejujuran, yang membawa rasa nyaman dan yang tak perlu memaksa kita terus menerus menggunakan topeng.

Pepatah bilang mencari musuh lebih mudah daripada menemukan sahabat. Saat kita bertengkar berbeda pendapat seperti ada sebagian yang hilang dalam diri. Padahal bersahabat bukan berarti selalu sepakat. Ada perbedaan-perbedaan yang membuatnya bervariasi, yang lebih penting adalah bagaimana saling memahami dan menghargai perbedaan tersebut.

Saya pernah mendapat sebuah pelajaran berharga bagaimana persahabatan bisa rusak oleh emosi sesaat dan kesalahpahaman. Ketika kita tiba pada suatu fase penuh kesadaran bahwa itu semua hanyalah bagian dari masa muda yang penuh dinamika, sahabat itu telah hilang tak tentu rimbanya. Sempat terdengar kabar ia telah berada nun jauh di sana. Sujud pasrah pada Ilahi karena telah memutuskan silaturahmi tanpa tahu bagaimana menyambungnya kembali.

Sekali lagi Sang Khalik berkehendak, segala sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Kata maaf atas segala khilaf adalah yang pertama terucap saat ia menyambut salam saya. Syukurlah kami saling memaafkan. Rupanya tahun-tahun yang hilang tersebut telah mendewasakan kami berdua.



Monday, 22 August 2016

00:00 wib


Orang lain kadang hanya bisa bicara..
Belum tentu bisa bijak..
Jika berada diposisi orang lain..
Menimpa pada dirinya..
Jangan aneh!
Ada dua sifat yg bertentangan..
Sifat baik atau sifat buruk..
Yang menyayangi kita..
Tetap pelihara sifat terpuji..
Yang membenci kita..
Tetap lapang hati sabar dan maafkan..
(wirJO SOEMarto)

Saturday, 13 August 2016

menGenanG aYahanda tercinta

Setahun sudah ayahanda tercintaku pergi..

Tiada habisnya kenangan indah dan kebahagiaan yang terajut saat-saat bersama, berkeliling dalam memoriku.
Tiada habis kata-kata yang terangkai untuk menceritakan pengorbanan dan perjuangan ayah dalam mendidik dan membesarkan kami anak-anaknya.
Ayah, tiada lain yang bisa kami sampaikan selain doa yang tulus terucap dari kami anak-anakmu.

Semoga semua amal ibadahmu, amal kebaikanmu, semua pengorbanan dan perjuanganmu untuk keluarga dalam mendidik anak-anakmu diterima oleh Allah SWT. 


Semoga segala kesalahan, kekhilafan dan kealpaan dalam ibadah diampuni oleh Allah SWT, karena sebagai manusia biasa, pastilah ada dosa dan kekhilafan semasa hidup. 


Semoga sakit semasa hidup adalah penggugur dosa, karena Allah masih menyayangi hambanya yang tertimpa derita sakit.


Semoga Allah memberikan rahmat dan ampunanNya, mengasihi dan menyayangi ayah sebagaimana kau menyayangi kami diwaktu kecil.
 

Amin ya Rabbal alamin..

Maafkan kami ayah yang dari kecil hingga sekarang masih selalu menyusahkanmu semasa kau hidup, masih terkadang berbuat sesuatu yang tak kau sukai dan masih suka membuat kau tidak berkenan semasa hidup.

Ampuni kami ya Allah.. sungguh, kami sangat menyayangi dan mencintai kedua orang tua kami, kami masih sangat membutuhkan keberadaan mereka disisi kami.

Tapi hanya Allah yang maha tahu yang terbaik untuk hambanya.
Mungkin kepergian inilah yang terbaik untuk ayahandaku.

Disaat makanan dan minuman sudah tak mampu ditelan, disaat kata-kata sudah tak mampu diucapkan, hanya tatapan, genggaman tangan dan rangkulan halus yang bisa kau lakukan saat aku didekatmu. Dan hanya tetesan airmata yang membasahi pipi. Sungguh semua itu masih tergambar jelas dalam pikiran dan ingatanku yang tak kan terlupakan seumur hidupku.

Semoga kau ridho dan ikhlas menjalani semuanya semasa hidup, ayahku. Sungguh Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kesanggupannya.

Alhamdulillah, ayah masih sempat mendampingi kelima anaknya menuju gerbang pernikahan. 

Alhamdulillah, ayah masih sempat menimang dan bermain bersama cucu-cucunya tercinta. 

Dan alhamdulillah, ayah masih sempat menjalankan ibadah rukun islam yang terakhir, yaitu menunaikan ibadah haji.


Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. 55: 61)
Sesungguhnya bila seseorang telah meninggal dunia, terputus untuknya pahala segala amal, kecuali dari tiga hal yang tetap kekal, yaitu:
Sadaqoh jariyah
Ilmu yang bermanfaat 
Anak soleh yang senantiasa mendoakannya
(hr: Imam Bukhari dan Muslim)


Selamat jalan ayah kami tercinta, semoga Allah selalu melindungimu dan melapangkan kuburmu. Menerangi kuburmu disaat gelap, menyejukkan kuburmu disaat panas, menghangatkan kuburmu disaat dingin, mengeringkan kuburmu disaat hujan dan senantiasa menjagamu setiap saat.

Insya Allah kami sebagai anak hanya bisa mendoakan di setiap sholat 5 waktu. Hanya itu yang dapat kami lakukan, semoga ayah mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Amin.

Amin ya Robbal Alamin. 
(wirJO SOEMarto


Monday, 8 August 2016

H. Moch. Soerantho (in memoriam)

pak
terimakasih atas semua perjuangan dan pengorbananmu untuk membesarkan kami
terimakasih pula telah ajarkan kami ketegaran
terima kasih juga atas semua kenangan indah kita
serta terimakasih kau telah hadir dalam kehidupan kami
demi Alloh kami menyayangimu hingga hayat ini ikut menyusul kepergianmu
kau tak akan pernah terganti

 

ya alloh, ya rahman, ya rahim
kami titipkan bapak kami tercinta kepadaMu
sayangi ia seperti engkau menyayangi kami
pertemukanlah kami kembali di alam nun jauh nanti
satukan kami dalam indahnya surgaMu
ampuni setiap kesalahan dan kekhilafannya

  berikan ia tempat terindah disisiMu ya rob
sesungguhnya kami lemah, kami tak berdaya tanpa kekuasaanMu ya Alloh
kabulkanlah doa dan permohonan kami
amin ya Alloh, amin ya robbalalamin

selamat jalan

selamat jalan
selamat jalan bapak
doa kami selalu menyertaimu
peluk dan cium kami untukmu bapak
(wirJO SOEMarto


Monday, 1 August 2016

whY.. (dedication to a lost friend)

wirJO SOEMarto... Apakah diam darimu bisa ku simpulkan untuk menjadi sebuah jawaban?
Jawaban atas pertanyaan yang ku katakan kemarin siang, untuk kau datang dan menjadi bagian dari hati yang inginkan senyuman, namun ku rasa itu bukan
Ku rasa itu cuma harapan betapa bodohnya aku yang mendambakan rembulan di kejauhan, sedangkan aku ada di teras dunia yang mendekapku untuk terdiam

Apakah ini salah?
Apakah ini benar? 
Aku tak inginkan dia, atau mereka, aku cuma ingin kau!

Jika harapan itu adalah beban untukmu membuka rasa yang pernah kecewa, maka segerelah kemas serpihan ingatan tentangku, karena aku pun akan melakukan hal yang sama
Aku takkan kecewa melihatmu mengukir sebuah nama lain selain aku
Aku takkan sedih mendengar senda-guraumu bersama hati selain aku, karena aku memberikan rasa ini dengan ikhlas tak ada paksaan untukmu memilih dan aku pun bertanya tanpa memaksa harus terpilih

Kau kan tahu siapa yang terbaik untukmu saat hening dan sedih mendekapmu
Kau kan mengerti siapa yang lebih berhati saat luka datang menyambangimu
Kau kan menemukan satu nama, yang akan tetap ada di saat semua peluh lelah membasahimu

Aku pinta yang terbaik untukmu
Tanpa mengharapkan kau kan melakukan hal yang sama denganku
Karena aku meletakkan rasa yang sejati, bukan yang berparuh layu dan hampir mati..


Monday, 25 July 2016

hindari Perdebatan

wirJO SOEMarto... Banyak sekali persoalan hidup yang rumit ini kita hadapi dan kita tidak diberi kekuatan untuk mengatasinya.

Kemampuan kita hanya sebatas wacana, adu argumentasi dan penyampaian pendapat yang kadang-kadang hanya untuk menonjolkan diri dan merasa puas atas kebenaran jalan pikirannya, tanpa mau menghargai apalagi menerima serta mendukung pendapat orang lain.

Maka timbulah polemik yang berkepanjangan, perdebatan yang tiada habisnya dan kadang pula silang pendapat akhirnya menjadi silang sengketa.

Dalam suatu komunitas, kadang kita membawa suatu permasalahan untuk menemukan solusi terbaik, kadang yang timbul bukan solusi yang baik, justru malah terjebak dalam polemik yang berkepanjangan dan membuat kabur permasalahan. 

Alangkah baiknya, kita hindari jika ada indikasi perdebatan dengan mengutamakan keutuhan musyawarah serta hati yang jernih dan ikhlas. Dengan jalan musyawarah untuk menyatukan potensi positif lebih baik daripada terus menerus memperlebar jurang perbedaan pendapat. Cobalah biasakan untuk selalu mengeluarkan energi positif dalam setiap langkah kita.

Dengan upaya menghindari perdebatan dengan mengutamakan akhlak yang baik lebih utama dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada. Akhlak yang baik ini adalah seseorang yang berpegang teguh pada moral yang mulia, rendah hati, dermawan, menjaga kehormatan dan tidak  mudah marah. 

Berdoalah agar kita selalu diberikan kekuatan yang konsisten dalam hidup ini untuk mengutamakan musyawarah dalam bingkai akhlak yang baik dan jalinan kerukunan dengan sesama.

Friday, 15 July 2016

minoritas vs maYoritas

wirJO SOEMarto... Saat masa kanak-kanak dahulu, dengan kepolosan yang kita punyai kita sering memilih untuk menjadi minoritas. Sebagai contoh saat kita akan memulai sebuah permainan, kita memulainya dengan hom pim pa. Dan yang menang adalah yang menjadi minoritas, artinya tangannya berbeda sendiri dengan teman-teman lainnya. Dan minoritas itulah yang mendapat tempat istimewa nomor satu dalam permainan.

Golongan minoritas yang berpegang teguh pada kebenaran selalu mengalahkan golongan mayoritas. Jangan pernah menganggap remeh golongan minoritas.

Ingat saja paham Galileo tentang heliocentris (matahari sebagai pusat tata surya), yang menentang paham mayoritas pada saat itu geocentris (bumi sebagai pusat tata surya). Dan akhirnya hingga saat inipun anak-anak kita mengerti bahwa kebenaran teori heliocentris. Nasib Galileo pada saat itupun karena minoritas diperlakukan dengan anarkis dan intoleran.

Ingat pula kisah nabi Ibrahim, yang menentang paham mayoritas pada saat itu, bahwa berhala/patung itu adalah tuhan. Perlakuan mayoritas tetap sama, mengintimidasi, intoleran dan anarkis. Mayoritas pada saat itu penyembah berhala segera mengumpulkan kayu bakar, dan membakar nabi Ibrahim, apa yang terjadi, justru sebaliknya. Dengan berpegang teguh pada kebenaran akhirnya api tersebut membakar berhala-berhala kaum mayoritas.

Disini hanya dapat kita katakan bahwa mayoritas ini hanya mempunyai kemampuan dan keunggulan fisik. Tanpa berbekal argumen yang kuat, mereka  memaksakan pihak yang memiliki argumen yang tak terbantahkan, untuk mengikuti argumen mereka dengan cara-cara jahat. Apakah sejarah panjang dunia tidak bisa memberi mereka pelajaran. Bukankah mayoritas ini dulunya juga minoritas.

Bukan orang bijak dan adil apabila yang saat jadi minoritas ditindas dan saat menjadi mayoritas menindas. Pendahulu mereka jika tahu tentu akan menolak keturunannya yang kini menjadi mayoritas, bertindak bodoh dengan memukuli dan menekan minoritas. Jika minoritas itu nantinya benar, tentu mayoritas hanya akan menjadi peran antagonis dalam sejarah peradaban.

Salut buat mereka-mereka yang masih berpegang teguh pada kebenaran dan kejujuran, ditengah masyarakat mayoritas yang bergelimang ketidakjujuran. 

Sadar atau tidak, kita hidup di tengah masyarakat yang mayoritas senang dengan perilaku negatif. Ada kawan yang bercerita, sesuatu yang umum-umum itu pada dasarnya tidak baik. Dia contohkan wc umum, pemandian umum, telepon umum dll, kondisinya tidak ada yang baik, cenderung kumuh dan kotor. Berbeda dengan yang  serba pribadi, exlusive terawat, harum dan  nyaman. Benar juga ya..

Dari sekian keterangan dapat kita katakan bahwa mayoritas adalah kumpulan pikiran berjuta-juta kepala yang bersaing satu dengan lainnya. Sedangkan minoritas adalah kumpulan pikiran sedikit kepala yang menginginkan kebenaran.






Tuesday, 12 July 2016

minoritas

wirJO SOEMarto...Aku hanyalah manusia biasa, tidak ada yang menonjol. Tidak ada yang berbeda dengan yang lain, namun dan mungkin saya hanyalah menjadi kaum minoritas dari orang-orang lain. Saya hanya ingin sedikit berbagi apa yang dimaksud sebagai kaum  minoritas. 

Banyak yang tidak ingin menjadi kaum minoritas, itu semua dikarenakan adanya perbedaan yang mencolok dengan orang-orang pada umumnya. 

Dalam kehidupan bermasyarakat, dimana ada mayoritas, baik di bidang agama, ekonomi, moral, politik, dsb yang minoritas lebih mudah ditindas dan lebih sering mengalami penderitaan karena tekanan oleh pihak mayoritas. Hubungan antara kaum mayoritas-minoritas sering menimbulkan konflik sosial yang ditandai oleh sikap subyektif berupa prasangka dan tingkah laku yang tidak bersahabat.  Secara umum, kelompok yang dominan cenderung mempertahankan posisinya yang ada sekarang dan menahan proses perubahan sosial yang mungkin akan mengacaukan status tersebut. Ketakutan akan kehilangan kekuasaan mendorong mereka untuk melakukan penindasan dan menyia-nyiakan potensi produktif dari kaum minoritas.


Adapun istilah "dominasi mayoritas", dimana pihak mayoritas mendominasi sehingga pihak minoritas terkalahkan kepentingannya. Contohnya pada suatu negara dimana penduduk aslinya yang mayoritas mungkin saja mengabaikan kepentingan penduduk pendatang yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Sedangkan di sisi sebaliknya, istilah yang benar adalah "tirani minoritas", di mana pihak yang sedikit jumlahnya, tapi karena terlalu kuat menjadi sewenang-wenang dan menekan pihak yang jumlahnya lebih banyak. Contohnya adalah kediktatoran. Seorang diktator, meskipun suaranya tidak mencerminkan mayoritas rakyat tapi karena kekuatannya, dia menekan mayoritas rakyat.


Salah satu faktor dari mayoritas adalah karena jumlah anggota grup yang banyak. Seiring dengan bertambah banyaknya anggota, maka social influence group tersebut semakin besar. Kebanyakan kaum minoritas sering mengalami kesulitan atau hambatan saat berhadapan dengan kaum mayoritas. Faktor yang mempengaruhi adanya hambatan tersebut antara lain prasangka historis, diskriminasi dan perasaan superioritas in-group feeling yang berlebihan.


Namun, tidak selalu kaum mayoritas yang memegang pengaruh kuat, kaum minoritas pun dapat berpengaruh meskipun dengan jumlah anggota yang lebih sedikit dibandingkan dengan kaum mayoritas. Kaum minoritas yang mengajukan pendapat yang bertentangan dengan mayoritas, cenderung lebih berpengaruh daripada minoritas yang gagal untuk membantah mayoritas.

Mayoritas dan minoritas dapat berdampak negatif bagi masyarakat baik bagi kaum minoritas maupun pada kaum mayoritas itu sendiri. Hal ini disebabkan adanya perilaku diskriminatif yang muncul karena menganggap kelompok lain sebagai out-group yang merupakan lawan bagi mereka terutama bagi kaum minoritas yang dianggap asing oleh kaum mayoritas. Adanya perilaku diskriminatif ini menimbulkan konflik sosial dimana salah satu pihak kelompok merasa dirugikan dan ditindas.


Mayoritas bisa terjadi baik dalam minoritas maupun mayoritas. Mayoritas dalam minoritas yaitu dimana kaum minoritas mempunyai kekuasaan yang lebih besar dibandingkan dengan kaum mayoritas. Digambarkan dalam tindakan penjajahan (expansion). Dimana kaum minoritas yang lebih tangguh, lebih depresif, lebih expansif bisa untuk menundukan kaum mayoritas yang masih terbelakang dalam hal ilmu, pemikiran, dan tindakan. Sedangkan, mayoritas dalam mayoritas adalah dimana kaum mayoritas mempunyai kekuasaan absolut dimana kaum minoritas tidak diperbolehkan untuk memprotes, menjatuhkan, menduduki jabatan dalam pemerintahan ataupun strata sosial. Kaum mayoritas menjadi lebih depresif dan agresif dimana ada sedikit saja kaum minoritas yang melakukan protes maka akan ditindak dengan hukum maksimum.


Kelompok minoritas adalah kelompok individu yang tidak dominan dengan ciri khas bangsa, suku bangsa, agama, atau bahasa tertentu yang berbeda dari mayoritas penduduk. Minoritas sebagai ‘kelompok’ yang dilihat dari jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk lainnya dari negara bersangkutan dalam posisi yang tidak dominan. Keanggotaannya memiliki karakteristik etnis, agama, maupun bahasa yang berbeda dengan populasi lainnya dan menunjukkan setidaknya secara implisit sikap solidaritas yang ditujukan pada melestarikan budaya, tradisi, agama dan bahasa. Definisi minoritas umumnya hanya menyangkut jumlah. Suatu kelompok dikatakan sebagai minoritas apabila jumlah anggota kelompok tersebut secara signifikan jauh lebih kecil daripada kelompok lain di dalam komunitas.

Dari sudut pandang ilmu sosial pengertian minoritas tidak selalu terkait dengan jumlah anggota. Suatu kelompok akan dianggap kelompok minoritas apabila anggota-anggotanya memiliki kekuasaan, kontrol dan pengaruh yang lemah terhadap kehidupannya sendiri dibanding anggota-anggota kelompok dominan. 

Jadi, bisa saja suatu kelompok secara jumlah anggota merupakan mayoritas tetapi dikatakan sebagai kelompok minoritas karena kekuasan, kontrol dan pengaruh yang dimiliki lebih kecil daripada kelompok yang jumlah anggotanya lebih sedikit. Loyalitas terhadap kelompok, demikian juga prasangka rasial (etnik) lebih intens pada kelompok minoritas daripada kelompok mayoritas karena identitas sosial mereka selalu terancam oleh kelompok mayoritas. Ancaman terhadap etnik minoritas tidak hanya datang dari besarnya kemungkinan menjadi sasaran kekerasan tetapi juga terhadap identitas kultur mereka.



D'MASIV - Merindukanmu (Official Video)

Friday, 8 July 2016

luanGkan waktu untuk diri sendiri

wirJO SOEMarto... Untuk menjadi diri sendiri lagi, cobalah luangkan waktu untuk diri sendiri..

Waktu khusus ini bisa dibilang sebagai waktu introspeksi, atau waktu menyendiri tanpa ada orang lain. Tujuannya bukan berarti senang-senang sendiri, tapi gunakan untuk menemukan apa yang sebenarnya Anda inginkan, anda butuhkan dan evaluasi diri. Kesibukan dengan pekerjaan, keluarga dan teman, kadang membuat kita lupa menyediakan waktu untuk diri kita sendiri.
Secara sederhana, menjadi jujur dan mencintai apa yang kita lakukan akan membuat Anda menjadi diri sendiri dan pribadi yang menyenangkan buat orang lain. 

Monday, 4 July 2016

cuek

wirJO SOEMarto... Ngomong tentang menjadi diri sendiri (masih sambungan dari don't ever think to want to be someone else) memang masih panjang untuk diceritakan, kali ini cuek yang dibicarakan..

Ketika ada seseorang yang tidak suka dengan Anda, terimalah dan jangan bereaksi berlebihan. Memang pada kenyataannya akan ada satu atau dua orang yang merasa insecure atau tidak menyukai keberadaan Anda, tapi biarkan saja, jangan terlalu diambil hati. Kemungkinan mereka yang membenci anda, disebabkan anda sudah sepuluh langkah lebih maju dari mereka dan kehidupan anda lebih baik dari mereka, jika saja kehidupan mereka lebih baik dari anda, tentu saja mereka tidak akan membenci anda.


Wednesday, 29 June 2016

kita tidak akan bisa menYenanGkan semua oranG

wirJO SOEMarto... Cerita lebih lanjut tentang menjadi diri sendiri (don't ever think to want to be someone else) adalah tentang "kita tidak bisa menyenangkan semua orang"

Perlu dicatat bahwa kita tidak akan bisa membuat semua orang senang dengan kita, tentunya ada satu atau dua yang akan membenci kita. Bahkan ada orang yang membenci tokoh-tokoh besar seperti Dalai Lama atau Aung San Su Kyi, meskipun ia juga sangat dikagumi orang lain. Hal pentingnya, berhentilah berusaha untuk selalu tampil seperti yang diinginkan orang lain hanya untuk membuat mereka senang. Tapi jadilah apa adanya, dan biarkan mereka menerima Anda demikian adanya. Berpura-pura menjadi orang lain untuk bisa diterima hanya akan melelahkan Anda saja.



Tuesday, 14 June 2016

berhenti meniru oranG lain dan Jadilah JuJur

wirJO SOEMarto... don't ever think to want to be someone else selanjutnya adalah, berhentilah meniru orang lain dan jadilah jujur..

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain itu sama artinya dengan menyiksa diri. Berhentilah dan lihat kelebihan yang ada. Karena apa yang menjadi kelebihan orang lain belum tentu cocok untuk kita. Biarkan orang lain menjadi dirinya sendiri, dan Anda menjadi diri Anda sendiri juga. Tidak ada gunanya iri atau cemburu dengan apa yang orang lain miliki. Menjadi jujur akan memberi efek positif pada kepribadian dan itu penting. ()

Wednesday, 1 June 2016

bersikaP waJar





wirJO SOEMarto... Tidak populer sewaktu sekolah? Abaikan, bersikap sewajarnya dan apa adanya adalah kunci pembebasan seseorang dari ketertekanan yang begitu dahsyat. Orang yang tidak memberi peluang kemungkinan terjadinya takdir diluar yang diinginkannya akan sangat berpotensi untuk terjatuh dalam depresi atau stress yang dalam. 

Monday, 2 May 2016

ikhlas..

wirJO SOEMarto... Menyambung cerita "dont ever think to want to be someone else" yang lalu tentang menjadi diri sendiri mudah apa tidak, tergantung pada diri kita sendiri. Langkah yang pertama adalah ikhlas.

Ikhlas disini memiliki artian untuk menerima diri kita apa adanya.

Hal yang harus di tegaskan di sini adalah pasrah tidak selalu memiliki konteks yang negatif. Pasrah bisa mengandung makna berserah diri. Dan berserah diri dekat sekali hubungannya dengan sikap ikhlas. Prinsip menerima apa adanya mengandung makna ikhlas ketika seseorang yakin akan kekuasaan Allah dan senantiasa berprasangka baik terhadap kehendak-Nya. Arti menerima apa adanya di sini lebih erat hubungannya dengan makna mensyukuri. Menerima apa yang telah Allah gariskan dan takdirkan untuk kita. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, tidak semuanya sama.

Tuesday, 26 April 2016

don't ever think to want to be someone else


wirJO SOEMarto... Jadilah diri sendiri, jika kita belajar untuk menerima diri kita, dengan cara melihat sisi kebaikan yang sama jelasnya dengan sisi yang kurang baik, maka otomatis kita akan sibuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk meraih cita-cita kita. Kemungkinan kita tidak akan punya banyak waktu dan perasaan khawatir.


Wednesday, 20 April 2016

ldr - lonG distance relationshiP


wirJO SOEMarto... Menjalin cinta dengan kekasih yang berada di dekat kita, adalah hal biasa. Kita bisa sering bertemu dan bertatap muka. Bisa langsung mengetahui keadaan si dia, melihat ekspresi wajah, senyum manis, dan gerak tubuhnya secara langsung. Kita bisa pergi bersama untuk membina keakraban. Namun akan lain ceritanya jika kekasih atau pasangan kita berada jauh dari tempat tinggal kita dan tidak bisa bertemu seintens jika jarak tak lagi memisahkan. Demikian juga dengan keadaan pasangan suami istri yang terpisah oleh jarak yang membentang, mungkin karena alasan pekerjaan, tugas dinas, dan lain-lain. Tentu ini membutuhkan sesuatu yang berbeda.

LDR atau Long Distance Relationship tak bisa dihindari sering terjadi di antara kita. Jalinan cinta jarak jauh ini mewarnai kisah cinta umat manusia, meski tidak semua orang mengalaminya. Beberapa pasangan mungkin akan kesulitan membina hubungan cinta yang serius atau menjalani kehidupan rumah tangga dengan orang yang berada jauh dari kita. Mungkin terpisah gunung, lembah, laut, bahkan samudera. Jarak yang membentang memisahkan dua insan yang saling mencinta. 
Cinta pun terpendam dalam dada.

Jika jarak memisahkan, apakah itu menjadi penghalang bersatunya dua hati yang saling mencintai? Tentu tidak! Banyak pasangan yang telah membuktikan keseriusan cintanya, sehingga meskipun jarak memisahkan, meskipun hidup di pulau bahkan benua yang berbeda, mereka bisa memperjuangkan cintanya hingga ke pelaminan.

Kenapa mau dengan si dia yang jauh? Kenapa tidak dengan yang dekat saja (tempat tinggalnya)? Begitu pertanyaan yang sering saya dengar. Habis harus bagaimana lagi… ketemunya yang jauh, ☺☺☺.. Kalau hati sudah klik (cocok dan yakin) maka jarak yang jauh tidak akan menjadi masalah. Betul nggak?

Apakah tidak ada masalah jika kita membina hubungan cinta jarak jauh? Tentu banyak masalah yang akan timbul. Bertengkar, cemburu, curiga, kangen dsbnya, merupakan bumbu dalam sebuah proses menjalin hubungan yang serius. Bahkan kalau kangen bisa sampai demam karena tidak bisa langsung bertemu. Demam yang ini jelas sekali penyebabnya, yakni nyamuk malarindu. 

LDR bisa bertahan memang dengan mengandalkan kepercayaan. Percaya bahwa si dia akan setia dan sungguh-sungguh dalam menjalin hubungan sampai bisa bersatu. Itu semua bisa terjadi jika kita memiliki komitmen yang kuat dengan pasangan kita. Komitmen itu pun bisa terbentuk karena adanya cinta yang tulus, kesamaan tujuan ke depan dan saling pengertian. Pengertian akan keadaan masing-masing dan saling menerima apa adanya. Dan nantinya salah satu harus ada yang mau mengalah untuk meninggalkan kampung halaman, karena tidak mungkin setelah menikah tinggalnya di dua kota yang berjauhan secara bergantian.

Apa pun yang menjadi penghalang, jika kita dan si dia sudah memiliki tekad yang kuat untuk berjuang bersama membina rumah tangga dengan mengharap ridlo dan pertolongan-Nya, pasti semua bisa diatasi. Jika kita harus bertengkar karena salah paham, pasti tidak akan sampai berpisah. Untuk itu, komunikasi yang baik harus selalu dipelihara agar semua masalah yang ada bisa dibicarakan  dan dicarikan solusi bersama.

Yang tidak boleh kita lakukan adalah berkhianat! Ah, tapi kan si dia jauh…!!! Tidak mungkin tahu jika kita selingkuh. Dia mungkin tidak tahu, tapi Tuhan Maha Tahu. Kita mungkin bisa membohongi pasangan kita, tapi kita tidak mungkin bisa membohongi hati nurani kita sendiri. Apakah jika kita tidak jujur dengan pasangan kita, dia layak mencintai kita? Atau kita ini layak untuk dicintai? Menyakiti hati secara sengaja orang yang dengan tulus mencintai kita sangatlah tidak terpuji. Untuk itu, kejujuran masing-masing pasangan sangat dibutuhkan.

Ada hal lain yang juga sangat penting agar LDR itu bisa langgeng sampai ke jenjang pernikahan, yakni restu kedua belak pihak orang tua. Ini sangat penting karena akan menjadi dukungan moril yang utama, karena kita hidup saling berjauhan dengan pasangan kita yang tentunya berbeda adat, budaya, kebiasaan, dllsb. Jika dari awal saja orang tua tidak merestui, tentunya jarak yang jauh akan semakin jauh dan seakan tak akan pernah terjangkau.

LDR, meski jauh di mata, namun dekat di hati. “Itu yang namanya cinta”, demikian kata teman saya. Cinta memang tidak memandang jarak dan waktu. Paling tidak itu cinta sederhana yang bisa kita miliki. Cinta yang seolah bisa menembus batas ruang yang memisahkan dua hati. Cinta yang layak kita perjuangkan untuk kebahagiaan hidup di dunia ini, dan ladang untuk meraih kebahagiaan di akhirat nanti.

dedicate 2 my love..