wirJO SOEMarto. Sahabat/teman kita datang ke kehidupan kita untuk meringankan pekerjaan
kita, mempercepat sebuah tugas, berduka bersama, ataupun bersuka
bersama. Mereka datang untuk kita pada saat kita sedang mempunyai
masalah, mengajari kita dan membimbing kita dalam menghadapi masalah
kita. Sahabat yang baik tidak pernah meminta imbalan apapun, meskipun
kita terus menyusahkan mereka. Merekapun rela melakukan hal apapun demi
temannya/sahabatnya. Namun biasanya jika
masalah kita sudah selesai anda melupakan saja sahabat yang sudah
berjasa kepada kita. Mungkin beberapa dapat menerima kenyataan pahit
itu. Tetapi beberapa tidak seperti itu. Sahabat yang baik pastinya tidak
akan mengingat kelakuan buruk temannya. Jika kita sahabat yang baik
janganlah melihat sahabat kita dari sisi negatif. Semakin melihat dan
memperluas sisi negatifnya. Kita bukan semakin sayang kepadanya
melainkan membencinya. Jadi lihatlah seseorang teman dari sisi baiknya.
Sejelek apapun sifatnya, senakal apapun sifatnya, pasti mereka berjasa
dan kita harus berterima kasih kepada mereka. Akan lebih baik kita harus
menyadarkannya supaya kembali ke jalan yang benar. Setelah teman atau
sahabat kita membantu kita, alangkah baiknya kita memberikan nasihat -
nasihat, pendapat, maupun berbagi apapun terhadap sahabat kita. Karena
semua ada gilirannya. Namun semuanya harus dengan tulus, sungguh -
sungguh, dan rela. (Jika ketiga itu tidak ada lebih baik jangan berbagi
karena itu hanya keterpaksaan) Meskipun saya tahu bahwa memilih dan
berteman dengan teman yang memang sifatnya yang agak sedikit ke arah
negatif susah. Namun bila kita tetap berusaha dan semangat, kita dapat
merubah mereka yang sifatnya negatif ke positif. Mencintai seluruh teman
dengan pembagian yang sama itu susah kawan. Kadang yang menurut kita
dia itu teman tidak berguna pada saat itu, jika kita menoleh ke belakang
kita tidak sadar akan kebaikannya di masa lalu. Kita sebelum bertindak
dan menghakimi teman atau sahabat kita, kita harus melihat masa lampau
mereka terhadap kita. Perlu saya tekankan kita juga harus berpikir
jangka panjang.
Jika kita berpikir jangka pendek fatal akibatnya. Apalagi menyangkut
teman atau sahabat kita. Teman atau sahabat kita akan kecewa dan sedih,
mungkin juga akan dendam terhadap kita. Kecuali di dalam pengadilan
teman kita adalah tersangkanya dan kita adalah saksinya, jika kita
bersaksi palsu, dan menguntungkan teman kita tetapi tidak untuk kita.
Kita telah rela membuat kita sendiri terjerat hukum dan mendapat
hukuman. Sahabat kita seharusnya berterima kasih terhadap kita, namun
kita tidak boleh meminta imbalan. Itu perbuatan tidak baik. Biarkan saja
berlalu. Tapi, jika kita bersaksi benar dan merugikan teman kita,
berarti kita berjalan di atas hukum pengadilan yang benar, seharusnya
teman kita tidak dendam kepada kita karena teman kitalah yang harus
bertanya kepada dirinya sendiri mengapa dia melakukan itu. Namun pilihan
ada di tangan kita sendiri.
Sebenarnya kita berteman sesuai apa yang sudah ditakdirkan,
kita tidak dapat hidup sendiri. Jika kita hidup sendiri itu sama sekali
fakta yang salah. Saya pasti akan menanyakan kepada orang tersebut. Apakah anda tidak tahu bahwa ada yang mengikuti kita setiap hari dan
memberikan solusi setiap hari? Meskipun Dia tidak kelihatan, namun kita
mengetahui bahwa Dia ada di sisi kita. Tahukah anda siapa Dia? Dia
adalah pencipta alam semesta ini.