wirJO SOEMarto... Menjalin cinta dengan kekasih yang berada di dekat kita, adalah hal
biasa. Kita bisa sering bertemu dan bertatap muka. Bisa langsung
mengetahui keadaan si dia, melihat ekspresi wajah, senyum manis, dan
gerak tubuhnya secara langsung. Kita bisa pergi bersama untuk membina
keakraban. Namun akan lain ceritanya jika kekasih atau pasangan kita
berada jauh dari tempat tinggal kita dan tidak bisa bertemu seintens
jika jarak tak lagi memisahkan. Demikian juga dengan keadaan pasangan
suami istri yang terpisah oleh jarak yang membentang, mungkin karena
alasan pekerjaan, tugas dinas, dan lain-lain. Tentu ini membutuhkan
sesuatu yang berbeda.
LDR atau Long Distance Relationship tak bisa dihindari
sering terjadi di antara kita. Jalinan cinta jarak jauh ini mewarnai
kisah cinta umat manusia, meski tidak semua orang mengalaminya. Beberapa
pasangan mungkin akan kesulitan membina hubungan cinta yang serius atau
menjalani kehidupan rumah tangga dengan orang yang berada jauh dari
kita. Mungkin terpisah gunung, lembah, laut, bahkan samudera. Jarak yang
membentang memisahkan dua insan yang saling mencinta.
Cinta pun
terpendam dalam dada.
Jika jarak memisahkan, apakah itu menjadi penghalang bersatunya dua
hati yang saling mencintai? Tentu tidak! Banyak pasangan yang telah
membuktikan keseriusan cintanya, sehingga meskipun jarak memisahkan,
meskipun hidup di pulau bahkan benua yang berbeda, mereka bisa
memperjuangkan cintanya hingga ke pelaminan.
Kenapa mau dengan si dia yang jauh? Kenapa tidak dengan yang dekat
saja (tempat tinggalnya)? Begitu pertanyaan yang sering saya
dengar. Habis harus bagaimana lagi… ketemunya yang jauh, ☺☺☺.. Kalau
hati sudah klik (cocok dan yakin) maka jarak yang jauh tidak akan
menjadi masalah. Betul nggak?
Apakah tidak ada masalah jika kita membina hubungan cinta jarak jauh?
Tentu banyak masalah yang akan timbul. Bertengkar, cemburu, curiga,
kangen dsbnya, merupakan bumbu dalam sebuah proses menjalin
hubungan yang serius. Bahkan kalau kangen bisa sampai demam karena tidak
bisa langsung bertemu. Demam yang ini jelas sekali penyebabnya, yakni
nyamuk malarindu.
LDR bisa bertahan memang dengan mengandalkan kepercayaan. Percaya
bahwa si dia akan setia dan sungguh-sungguh dalam menjalin hubungan
sampai bisa bersatu. Itu semua bisa terjadi jika kita memiliki komitmen
yang kuat dengan pasangan kita. Komitmen itu pun bisa terbentuk karena
adanya cinta yang tulus, kesamaan tujuan ke depan dan saling
pengertian. Pengertian akan keadaan masing-masing dan saling menerima
apa adanya. Dan nantinya salah satu harus ada yang mau mengalah untuk
meninggalkan kampung halaman, karena tidak mungkin setelah menikah
tinggalnya di dua kota yang berjauhan secara bergantian.
Apa pun yang menjadi penghalang, jika kita dan si dia sudah memiliki
tekad yang kuat untuk berjuang bersama membina rumah tangga dengan
mengharap ridlo dan pertolongan-Nya, pasti semua bisa diatasi. Jika kita
harus bertengkar karena salah paham, pasti tidak akan sampai berpisah.
Untuk itu, komunikasi yang baik harus selalu dipelihara agar semua
masalah yang ada bisa dibicarakan dan dicarikan solusi bersama.
Yang
tidak boleh kita lakukan adalah berkhianat! Ah, tapi kan si dia jauh…!!! Tidak mungkin tahu jika kita selingkuh. Dia mungkin tidak tahu, tapi
Tuhan Maha Tahu. Kita mungkin bisa membohongi pasangan kita, tapi kita
tidak mungkin bisa membohongi hati nurani kita sendiri. Apakah jika kita
tidak jujur dengan pasangan kita, dia layak mencintai kita? Atau kita
ini layak untuk dicintai? Menyakiti hati secara sengaja orang yang
dengan tulus mencintai kita sangatlah tidak terpuji. Untuk itu,
kejujuran masing-masing pasangan sangat dibutuhkan.
Ada hal lain yang juga sangat penting agar LDR itu bisa langgeng
sampai ke jenjang pernikahan, yakni restu kedua belak pihak orang tua.
Ini sangat penting karena akan menjadi dukungan moril yang utama, karena
kita hidup saling berjauhan dengan pasangan kita yang tentunya berbeda
adat, budaya, kebiasaan, dllsb. Jika dari awal saja orang
tua tidak merestui, tentunya jarak yang jauh akan semakin jauh dan
seakan tak akan pernah terjangkau.
LDR, meski jauh di mata, namun dekat di hati. “Itu yang namanya
cinta”, demikian kata teman saya. Cinta memang tidak memandang jarak dan
waktu. Paling tidak itu cinta sederhana yang bisa kita miliki. Cinta
yang seolah bisa menembus batas ruang yang memisahkan dua hati. Cinta
yang layak kita perjuangkan untuk kebahagiaan hidup di dunia ini, dan
ladang untuk meraih kebahagiaan di akhirat nanti.
dedicate 2 my love..
No comments:
Post a Comment