wirJO SOEMarto... Memahami orang lain itu dimulai dengan memahami diri sendiri. Ketika Anda berkomunikasi bertindak sebagai pemberi informasi, maka kesadaran diri sebelum sebuah pesan dikirimkan menjadi sangat penting. Kesadaran menjadi tolok ukur sebuah pesan dapat dikenali oleh kawan bicara sebagai pesan yang bermanfaat dan tentunya mengandung umpan balik yang seimbang atau bahkan jauh lebih bermakna.
Tidak
masalah seberapa penting sebuah informasi yang akan kita sampaikan.
Bila pesan yang terkandung sesuatu yang sangat penting dan berhubungan
dengan kualitas sebuah hubungan, bahwa keberhasilan berkomunikasi itu adalah dengan mengenali model dunia
orang lain. Terjadinya “salah
paham” atau miskomunikasi lebih disebabkan karena si pengirim pesan
belum sepenuhnya memahami model dunia berpikir orang yang menerima pesan. Akibatnya yang terjadi adalah respon yang berbeda dari yang diinginkan.
Makna komunikasi (diukur dari) respons yang Anda dapatkan. Bayangkan
bila yang menerima pesan sedang berada di dekat jembatan, dalam keadaan
frustasi, galau dan tanpa basa basi atau “hantaran kata”, pilihan kata
dan intonasi suara yang tidak congruen, kemudian Anda
menginformasikan berita “duka” yang semakin membuatnya "tersiksa" secara
psikis. Moga aja nggak sampai "loncat" ke bawah jembatan, kalau memang
itu "terjadi", atau receiver dalam kondisi uncontrol of behavior, berita tersebut semakin mengarahkannya melakukan perbuatan “nekat”. Terus siapa dong provokatornya ??? Apapun alasannya Anda memiliki saham di dalamnya.
Dalam perspektif lain, bukan
APA yang Anda sampaikan, tapi BAGAIMANA Anda menyampaikannya. Setiap
orang memiliki keunikan dalam karakter dirinya, menghargai nilai
keunikan dalam setiap pilihan prilaku menjadi sebuah tuntutan dalam
sebuah relationship. Apakah itu di kantor antara atasan dan
bawahan, suami dengan isteri, orang tua dengan anak, guru dengan
siswa, muballigh dengan jamaahnya dan sebagainya.
Ketika
sebuah pesan dimaknai secara berbeda, maka tugas selanjutnya dari si
“pengirim pesan” adalah membantu secara maksimal agar pesan tersebut
“dipahami” secara benar. Membantu disini bermakna bahwa si penerima
pesan secara baik memahami maksud secara tersurat, tersirat dan tersuruk dari si pengirim pesan. Secara tersurat pesan itu bisa dilihat, tersirat bisa disimak dan terdengar makna dibalik pesan, tersuruk bisa diresapi, dihayati, dipahami.
Semoga
setiap kita selalu introspeksi diri, terutama diri saya secara pribadi,
Sehingga ikatan persaudaraan dalam tali
silaturahmi yang kuat tetap terjalin. Baik kita saling mengenal atau
bukan, media facebook ini adalah sarana komunikasi yang bisa
kita manfaatkan untuk saling berbagi, belajar dan kembali berbagi untuk
sesama. Selamat menikmati indahnya nikmat Tuhan di hari ini, smoga
berkelimpahan dalam rejeki dan kesuksesan.
Amiin …..
No comments:
Post a Comment