Thursday, 1 October 2015

memahami diri sendiri dan oranG lain


wirJO SOEMarto... Memahami orang lain  itu dimulai dengan memahami  diri sendiri. Ketika Anda berkomunikasi bertindak sebagai pemberi informasi, maka kesadaran diri sebelum sebuah pesan dikirimkan menjadi sangat penting. Kesadaran menjadi tolok ukur sebuah pesan dapat dikenali oleh  kawan bicara sebagai pesan yang bermanfaat dan tentunya mengandung umpan balik yang seimbang atau bahkan jauh lebih bermakna.

Tidak masalah seberapa penting sebuah informasi yang akan kita sampaikan. Bila pesan yang terkandung sesuatu yang sangat penting dan berhubungan dengan kualitas sebuah hubungan, bahwa keberhasilan berkomunikasi itu adalah dengan mengenali model dunia orang lain. Terjadinya “salah paham” atau miskomunikasi lebih disebabkan karena si pengirim pesan belum sepenuhnya memahami model dunia berpikir orang yang menerima pesan. Akibatnya yang terjadi adalah respon yang berbeda dari yang diinginkan.

Makna komunikasi (diukur dari) respons yang Anda dapatkan. Bayangkan bila yang menerima pesan sedang berada di dekat jembatan, dalam keadaan frustasi, galau dan tanpa basa basi atau “hantaran kata”, pilihan kata dan intonasi suara yang tidak congruen, kemudian Anda menginformasikan berita “duka” yang semakin membuatnya "tersiksa" secara psikis. Moga aja nggak sampai "loncat" ke bawah jembatan, kalau memang itu "terjadi", atau receiver dalam kondisi uncontrol of behavior, berita tersebut semakin mengarahkannya melakukan perbuatan “nekat”. Terus siapa dong provokatornya ??? Apapun alasannya Anda memiliki saham di dalamnya.   

Dalam perspektif lain, bukan APA yang Anda sampaikan, tapi BAGAIMANA Anda menyampaikannya. Setiap orang memiliki keunikan dalam karakter dirinya, menghargai nilai  keunikan dalam setiap pilihan prilaku menjadi sebuah tuntutan dalam sebuah relationship. Apakah itu di kantor antara atasan dan bawahan, suami dengan isteri, orang tua dengan anak, guru dengan siswa, muballigh dengan jamaahnya dan sebagainya.

Ketika sebuah pesan dimaknai secara berbeda, maka tugas selanjutnya dari si “pengirim pesan” adalah membantu secara maksimal agar pesan tersebut “dipahami” secara benar. Membantu disini bermakna bahwa si penerima pesan secara baik memahami maksud secara tersurat, tersirat dan tersuruk dari si pengirim pesan. Secara tersurat pesan itu bisa dilihat, tersirat bisa disimak dan terdengar makna dibalik pesan, tersuruk bisa diresapi, dihayati, dipahami.

Semoga setiap kita selalu introspeksi diri, terutama diri saya secara pribadi, Sehingga ikatan persaudaraan dalam tali silaturahmi yang kuat tetap terjalin. Baik kita saling mengenal atau bukan, media facebook  ini adalah sarana komunikasi yang bisa kita manfaatkan untuk saling berbagi, belajar dan kembali berbagi untuk sesama. Selamat menikmati indahnya nikmat Tuhan di hari ini, smoga berkelimpahan dalam rejeki dan kesuksesan.
Amiin …..


No comments:

Post a Comment