wirJO SOEMarto... Artinya, ojo nggugah (jangan mengusik), macan turu
(harimau tidur). Di Jawa, harimau sering digelari raja hutan. Tentu
saja, sebutan “raja” tersebut merupakan kiasan atau padanan. Sebab,
“kekuasaan” yang diperoleh bukan karena kebijakan, kearifan, dan
kepemimpinannya yang baik, melainkan karena sifat perbuatannya yang
dinilai kejam, pemangsa binatang lain, gampang marah, buas, liar dan
selanjutnya. Karena itulah, orang yang memiliki sifat seperti itu lazim
disamakan dengan macan atau harimau.
Orang bertabiat
buruk sebagaimana harimau pada umumnya ditakuti karena setiap saat dapat
membuat onar dan membahayakan orang lain. Untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan, sebaiknya dia dibiarkan tenteram (asyik dengan
dunianya sendiri), jangan sampai angkara murkanya kambuh. Manakala yang
bersangkutan sedang “tidur” (tabiat buruknya hilang untuk sementara),
sekali-kali jangan diganggu atau dibangunkan (dipancing dengan masalah)
karena dikhawatirkan sifat buruknya muncul mendadak, sehingga membuat
kekacauan dan keributan di mana-mana.
No comments:
Post a Comment