(wirJO SOEMarto) Ini adalah sebuah kisah seorang bapak yang menjadi single parent, berusia 48 tahun.. Wirjo namanya..
Wirjo memang bukan orang kaya, tidak mempunyai perusahaan, tidak mempunyai mobil mewah, apalagi uang ? Tidak banyak uang yang Wirjo punya, jikapun ada hanya akan mengalir deras begitu saja, seperti air yang terus mengalir di sungai tiada hentinya. Tetapi Wirjo juga menyadari, kebahagiaan memang bukan diukur dari uang, meskipun banyak yang berkata dengan uang yang banyak hidup akan bahagia. Tujuan hidup Wirjo adalah memiliki kehidupan yang tenang, itu yang bisa membuat hidup Wirjo bahagia secara kasat mata. Meskipun dalam hati Wirjo berkata, hidupnya "RAPUH".
Anak-anak Wirjo tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang sempurna (menurut Wirjo tentunya), mereka tumbuh menjadi anak-anak yang pintar, cerdas, tampan dan cantik serta supel, dan yang membuat Wirjo tenang adalah, anak-anaknya bisa menerima kedaan Wirjo sebagai seorang single parent apa adanya, yang memiliki keterbatasan waktu dan kemampuan, dimana Wirjo juga harus berjuang menjadi seorang ibu bagi mereka.
Keterbatasan peran seorang ibu bagi Wirjo yang menjadi single parent, sangat dirasakan pada saat ini, terutama pada tumbuh kembang anak gadisnya, yang membutuhkan peran langsung dari seorang figur ibu.
Wirjo mengakui secara jujur, menjadi peran ganda (sebagai bapak sekaligus juga sebagai ibu) sangatlah berat. Belum lagi jika Wirjo menyaksikan tangisan si bungsu, Wirjo mencoba mengendalikan diri serta beranjak untuk memeluk erat. Tetapi apalah daya, tangisan si bungsu juga tak juga nampak reda, Wirjo pun tak tahu apalagi yang harus dilakukan, karena Wirjo tahu anak bungsunya menangis kesakitan karena kerinduan pada ibunya.
Hal inilah yang membuat Wirjo berat menjadi single parent, menghadapi situasi emosional sendirian, tanpa ada yang menopangnya
Wirjo hanya bisa duduk terdiam, hanya bisa berucap dalam hati..
"Maafkanlah jika bapak tak bisa memerankan tokoh seorang ibu yang sempurna.."
"Maafkanlah..!!!!????"